­

Rabu, 29 Juli 2015




MAKALAH FISIKA
Pemanasan Global


D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

Elma Nurmezarah Takdir
XI MIA 2
130571

SMA NEGERI 5 PAREPARE


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai pemanasan global (global warming).
             
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak hambatan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
                                                                                   
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Parepare, April 2015

Penulis


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
1.1. Latar Belakang …………...................................................................................
1.2. Tujuan Penulisan ...............................................................................................
1.3. Rumusan Masalah .............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
2.1. Pengertian Pemanasan Global.............................................................................
2.2. Penyebab Pemanasan Global .............................................................................
2.3. Dampak Terhadap Alam.....................................................................................
2.4. Dampak Sosial dan Budaya.................................................................................
2.5. Pengendalian Pemanasan Global.........................................................................
2.6. Cara Menghilangkan Karbon..............................................................................
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………
3.1. Kesimpulan .........................................................................................................
3.2. Saran ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Dalam tahun 1986 yang ramai diperbincangkan dunia, ialah tentang adanya penyusutan ozon pada lapisan stratosfer. Adanya unsur ozon dalam stratosfer, adalah sangat vital untuk kehidupan dan kesehatan manusia. Unsur tersebut berfungsi sebagai lapisan penyaring sejumlah ultraviolet keras ( UV ) radiasi yang mungkin akan sampai di permukaan bumi. Penyusutan atau pelenyapan bahan protektif ( ozon ) ini, akan meningkatkan kegiatan radiasi. Hal ini akan mengakibatkan pertumbuhan kanker kulit pada manusia dan akan memungkinkan bahaya karena lemahnya sistem imunisasi.
Fakta bahwa bumi semakin panas, itu adalah kenyataan mutlak dalam beberapa dekade terakhir. Sehingga dengan atau tanpa paksaan berbagai pihak dari multi status saling berkoordinasi membentuk kesatuan kolega yang berperan sebagaai motivator dunia untuk melakukan sesuatu ( antisipasi ) sebelum segala upaya menjadi ‘terlalu sedikit dan terlalu terlambant’ ( too little to late ). Adapun konflik masal tersebut adalah masalah seputar pemanasan global ( Global Warming ).
Dan bumi bereposisi, itu juga merupakan fakta yang sulit dibantah. Berbagai bentuk anomali dari perubahan iklim ( Climate Change ) akibat pemanasan global bisa disaksikan dimana-mana, tanpa mengenal letak geografis dan faktor-faktor lainnya. Artinya bahwa pemanasan global itu telah melintasi tabir ruang dan waktu.
Menurut sejarah goelogi, telah terjadi suatu periode ketika bumi ada dalam keadaan lebih panas dan disusul dengan lebih dingin dibandingkan dengan keadaan yang sekarang. Hal ini membuktikan bahwa ada perubahan penambahan dan penyusutan radiasi matahari. Namun demikian, sekurang-kurangnya teori ini menerangkan bahwa keadaan iklim masa silam didasarkan kepada asumsi yang menyatakan neraca panas yang diberikan kepada bumi oleh matahari selalu seimbang.
Namun disatu sisi, pemanasan global itu telah dianggap sebagai bencana alamiah atas konsekuensi mutlak dari laju modernisasi oleh sebagian besar manusia. Namun disisi lain juga, sebagian orang telah mematahkan asumsi ini dengan semacam apologi bahwa kerusakan fatal itu sesungguhnya berawal dari mereka sendiri. Dari lahirnya renaisansi teknologi yang didukung oleh keserakahan manusia menguasai bumi. Sehingga yang terjadi kemudian adalah kerusakan demi kerusakan seperti yang sedang dirasakan sekarang ini. Perubahan pada cuaca yang terjadi pada belakangan ini telah mengakibatkan banyak hal. Hal itu tidak hanya mempengaruhi pertanian yang bergantung pada musim, tapi juga menimbulkan berbagai jenis penyakit.
Perubahan cuaca tersebut hanya satu contoh dampak yang dilahirkan perubahan iklim global. Perubahan iklim global tidak hanya terjadi di Indonesia, namun hampir di semua belahan Bumi. Tetapi, perubahan iklim itu terjadi disebabkan hal lain, yaitu pemanasan global.

1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini bukan hanya untuk memenuhi salah satu tugas Fisika, tetapi masih banyak tujuan lain dari pembuatan makalah ini, diantaranya :
a.      Dapat menambah wawasan yang lebih luas tentang pemanasan global.
b.      Agar penulis dan para pembaca pada umumnya dapat mengenal lebih dalam tentang keadaan alam tempat hidupnya.
c.      Agar menjadi motivasi bagi penulis dan para pembaca untuk menjaga dan menumbuhkan rasa cintanya terhadap alam semesta ini.
d.     Dapat menambah pengetahuan di samping pelajaran yang diterima di sekolah.

1.3. Rumusan Masalah
Di dalam isi yang penulis susun ini telah diambil beberapa masalah, yaitu kami ingin mengatahui dampak pemanasan global secara mendasar. Masalah tersebut kami rangkum dalam beberapa hal, yaitu :
2.1  Apa yang dimaksud pemanasan global?
2.2  Apa penyebab terjadinya pemanasan global?
2.3  Apa dampak dari pemanasan global terhadap alam?
2.4  Apa dampak dari pemanasan global pada bidang sosial dan politik?
2.5  Bagaimana cara pengendalian pemanasan global?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfir, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0,74 + 0,180C (1,33 + 0,320F) selama ratusan terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa “Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke 20. Kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik termasuk semua akademik sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi masih terbanyak beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut. Model iklim yang dijadikan acuan oleh Proyek IPCC meunjukan suhu permukaan global akan meningkat 1,1 hingga 6,40C (2,0 – 11,50F) antara tahun 2020 dan 2140.
Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengeani emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang. Serta model-model sensitifitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagaian besar penelitian terfokus pada periode sehingga tahun 2000. Pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari 1000 tahun. Walaupun tingkat emisi gas rumah kaca tidak stabil ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.

2.2. Penyebab Pemanasan Global
Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di bumi berasal dari matahari, sebagaian besar berbentuk radiasi gelombang pendek. Ketika energi ini tiba di permukaan bumi, ia akan berubah dari cahaya menjadi panas. Permukaan bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali. Sisanya sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah, gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfir akibat menumpuknya gas-gas rumah kaca, antara lain: uap air, karbondioksida, sulfurdioksida, dan metana yang menajadi perangkap gelombang radiasi ini. Jika keadaan ini terjadi terus menerus akan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan terus meningkat.
Dengan semakin meningkatkany akonsentrasi gas-gas ini di atmosfir, semakian banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Bumi sebenarnya telah lebih panas 330C (590F) dari suhu semulanya. Jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -180C hingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Akan tetapi sebaiknya, apabila gas-gas tersebut berlebihan di atmosfir, akan mengakibatkan pemanasan global.
Umpan Balik
Umpan balik dihasilkannya pada saat penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca, seperti CO2. Pemanasan pada walnya akan menyebabkan lebih banyaknya uap air yang menguap ke atmosfir. Karena uapm air sendiri merupakan gas rumah kaca. Pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah air di udara sampai tercapainya siuatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Umpan balik meningkatkan kandungan air di udara namunkelembaban relatif di udara hampir konstan atau agak menurun, karena udara menjadi menghangat. Umpan bhalik hanya berdampak secara perlahan dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya jika dilihat dari atas awan tersebut akan memantulkan sinar matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendingin.
Variasi Matahari
Variasi yang dihasilkan dari matahari dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan. Variasi matahari akan memanaskan stratosfer. Fenomena variasi matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi, mungkintelah memberikan efek pemanasan di masa pra industri hingga tahun 1950.
Menurut perkiraan Duke University bahwa matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan suhu rata-rata selama periode 1900-2000 dan sebar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000.
Menurut beberapa peneliti, bahwa variasi matahari hanya membawa pengaruh kecil terhadap pemanasan global, yaitu sekitar 0,07%.

2.3. Dampak Terhadap Alam
Iklim Mulai Tidak Stabil
Selama pemanasan global, daerah bagian utama dari belahan bumi utara akan memanas lebih dari daerah-daerah lain. Akibatnya gunung-gunung es akan mencair Musim tnam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cendrung meningkat. Daerah hangat akan menjadi lembab karena lebih banayak air yang menguap dari lautan. Kelembapan yang tinggi akan meningkatkan cuaca hujan. Badai akan menjadi lebih sering, air akan lebih cepat menguap dari tanah yang akan dapat mengakibatkan beberapa daerah menjadi kering. Selain itu juga, angin akan bertiup kencang dan cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
Peningkatan Permukan Laut
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan laut juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikan permukaan laut. Tinggi permukaan laut diseluruh dunia telah meningkat 10-25cm (9-10 inchi) selama abad ke 20 dan ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9-88cm (4-35inchi) pada abad ke 21. Perubahan tinggi laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai dan dapat menenggewlamkan beberapa negara.
Suhu Global Cendrung Meningkat
Bagian selatan kanada, sebagai contoh mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Dilain pihak, lahan pertanian ropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak musim bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
Gangguan Ekologi
Hewan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghidari dari efek pemanasan ini, karena sebagaian besar lahan telah dikuasai oleh manusia. Dalam pemanasan global, henwan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau ke selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

2.4. Dampak Sosial dan Budaya
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas dan nkematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrim dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit yang dengan bencana alam (banjir, badai, dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian, dimana sering muncul penyakit diare, malnutrisi, difisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit dan lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air. Seperti meningkatnya kejadian demam berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk berkembangbiak. Dengan adanya perubahan iklim ini, maka munculah spesies vektor penyakit (eq. Aedes Agipty). Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang targetnya adalah organisme tersebut.
Selain itu bisa diprediksi bahwa ada beberapa spesies yang akan punah karena perubahan ekosistem. Gradasi lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vektor-vektor diseases. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol, akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan, seperti asma, alergi, coccidiodomicosys, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.

2.5. Pengendalian Pemanasan Global
Pengendalian dilakukan dengan cara mengatasi epek yang dilakukan sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim pada masa depan. Kerusakan yang pernah dapat diatasi dengan berbagai cara, misalnya:
a.      Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut.
b.     Pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi.
Adapun dua cara pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca:
a.      Mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfir dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbonnya di tempat lain.
b.     Mengurangi produksi gas rumah kaca.

2.6. Cara Menghilangkan Karbon
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi terutama yang muda dan cepat.
Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikan gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar dari perut bumi.



BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfir, laut dan daratan bumi. Penyebab terbesar pemanasan global adalah efek gas-gas rumah kaca akibat aktifitas manusia melalui efek rumah kaca. Pemanasan global sangat berdampak negatif bagi alam semesta ini, seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah dan pola presipitasi, berpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, punahnya berbagai jenis hewan dan munculnya berbagai penyakit.
Pemanasan global hanya dapat dikendalikan dengan cara mengatasi efek yang ditimbulkan sambil melakukan langkah-langkah pencegahan, diantaranya: menghilangkan karbondioksida di atmosfir dengan cara menanam dan memelihara pepohonan lebih banyak lagi dan mengurangi produksi gas rumah kaca.
3.2. Saran
Pemanasan global ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup di Bumi. Kita sebagai generasi muda sudah seharusnya bisa menjaga Bumi ini untuk masa depan kita, karena masa depan anak cucu kita sangat tergantung kepada bagaimana kita menjaga dan melestarikan lingkungan. Semoga kita akan lebih sadar dan peduli bagaimana menjaga kelestarian alam dan lingkungan, mulai dari lingkungan terdekat dengan cara menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan dan hal bermanfaat lainnya terhadap lingkungan.
Mulailah dari diri kita sendiri, masyarakat dan bangsa kita tidak akan berubah dan pada akhirnya semua manusia di Bumi tidak juga berubah kalau tidak ada yang memulainya. Mari kita mulai dari sekarang juga.
Agar kita manusia sebagai makhluk agar dapat menjaga keseimbangan alam, maka disarankan :
1.     Mengikuti kegiatan-kegiatan yang bertema tentang kepedulian terhadap alam, seperti seminar, dialog interaktif, dll.
2.     Menerapkan sistem pembangunan yang berwawasan lingkungan.
3.     Memperbanyak membaca buku tentang lingkungan, atau apa saja yang didalamnya dapat menambah wawasan kita tentang alam.

Sabtu, 06 September 2014

Cerpen dari pengalaman. Tema : Persahabatan



Dua Sisi, Dua Sahabat
Oleh : Elma Nurmezarah
S
epi. Suasana yang sangat jarang ditemukan pada bangunan berumur tiga  tahun itu. Mela lebih memilih untuk mengutak-atik file di laptopnya daripada tidur siang. Matanya menatap lekat-lekat layar laptop yang ada di hadapannya. Setiap kali jari telunjuknya menekan tombol next, sebuah senyuman akan tersungging di bibirnya, bahkan sesekali ia tertawa kecil. Di layar laptopnya, tampak tiga siswi memakai rok biru tua berfoto ala mereka. Ya. Mela sedang melihat-lihat foto zaman SMP-nya dulu. Kata anak muda zaman sekarang, hal seperti itu disebut flashback-an.
Apa yang Mela lihat sekarang membuatnya menengok ke masa beberapa tahun yang lalu, saat ia duduk di bangku sekolah menengah pertama. Sebuah masa dengan keinginan tak bertepi…
***
“Huh… membosankan!” Gumam Mela pada dirinya sendiri pada saat jam istirahat di sekolahnya. Ia sedang duduk sendiri di bangku depan kelasnya sembari menyeruput teh botolnya. Matanya menyapu pandangan yang ada di sekitarnya. Tidak ada yang menarik baginya, yang ia lihat hanya anak-anak berseragam putih biru tua yang lalu lalang di depan kelasnya. Beberapa dari mereka ada yang menyapa Mela, walaupun Mela hanya membalasnya dengan sebuah senyuman.
Entah mengapa beberapa hari ini Mela terus memikirkan hidupnya yang biasa-biasa saja. Sekolah-les-belajar-menonton-tidur-dan seterusnya. Rutinitas yang membosankan. ‘Life is never flat’, begitu bunyi salah satu slogan iklan di TV. Mela jelas tidak setuju dengan kalimat itu. “Never flat apanya? Hidupku flat terus kok.” Begitu katanya.
“Woi Mel!” Teriakan itu sontak mengejutkan Mela. Dua orang siswi dari arah kantin berjalan menuju ke arah Mela kemudian duduk di sisi kanan-kiri Mela. Rifka dan Fia, dua sahabat Mela sejak masuk di SMP tersebut.
“Ada masalah ya Mel?” Fia menyadari ada kekalutan di wajah Mela.
“Tidak ada. Aku cuma merasakan kalau hidupku biasa-biasa saja. Aku kira masa-masa SMP akan membuat hidupku sedikit lebih berwarna. Tapi sepertinya tidak ada perubahan.” Jawab Mela dengan mata yang tetap menatap lurus ke depan.
“Bagus dong… masih lebih baik daripada menghadapi masalah.” Ada sedikit nada sedih di ucapan Fia. Matanya ikut menerawang. Mela menoleh ke Fia. Tiba-tiba Mela merasakan keganjilan di raut wajah Fia.
“Ya…” Rifka hanya mengiyakan dan akhirnya ikut-ikutan menatap hampa ke depan. Tapi sedetik kemudian, Rifka dengan nada ceria berkata,
“Pulang sekolah nanti kita makan baso yang di depan sekolah ya?”
Rifka memang penuh dengan keceriaan setiap harinya. Hampir tidak pernah Mela melihat Rifka tanpa gambaran senyuman di wajahnya. Fia sendiri adalah seorang sahabat yang dapat diandalkan. Ia pengertian, baik, dan bersikap sangat dewasa. Persahabatan mereka memang baru dua minggu, tapi mengalir dengan harmonis. Harmonis? Mungkin masih terlalu dini untuk menyebutnya seperti itu, tapi kenyataanlah yang berbicara.
***
Mela menyampirkan tas mungilnya di bahu. Hari ini, ia akan mengerjakan tugas kelompok bahasa Indonesia di rumah Fia. Kebetulan Mela, Fia, Rifka, serta dua teman lainnya berada dalam satu kelompok. Ini pertama kalinya Mela berkunjung ke rumah Fia, begitu pula dengan Rifka.
Tidak butuh waktu yang lama untuk sampai di rumah Fia. Sebuah rumah minimalis bertingkat dua di dalam sebuah kompleks yang sepi. Belum sempat Mela mengetuk pintu, Fia tiba-tiba muncul dari dalam rumahnya dan membuka pintu lebar-lebar.
“ Masuk Mel, yang lain belum datang.” Fia mempersilakan.
Mela melangkah masuk sambil mengucap salam. Ia memperhatikan isi rumah, tampak rapi, bersih, dan… agak… gelap. Sinar matahari yang seharusnya menyusup masuk melalui jendela, tertutup oleh gorden tebal.
‘Klik.’ Tiba-tiba lampu ruang tamu dinyalakan Fia.
“Maaf, agak gelap. Memang seperti ini biasanya.” Fia menjelaskan.
‘Biasanya?’ Pikir Mela dalam hati.
“Kok sepi Fia?” Mela akhirnya bertanya.
Belum sempat Fia menjawab, seseorang telah mengetuk pintu rumah Fia. Rifka dengan senyumannya telah berdiri di depan rumah Fia. Langkahnya ringan ketika dipersilakan masuk.
“Ngomong-ngomong, kok sepi Fia? Kamu sendirian?” Pertanyaan Mela yang belum sempat dijawab Fia tadi akhirnya kembali terlontar dari Rifka. Rupanya rumah Fia terlalu mudah untuk dikenal sebagai rumah ‘bisu’. Sejak tadi, Mela memang sudah merasakan ada sesuatu yang aneh.
“Nenek dan adikku sedang menemani Bu Ningsih menjaga ruko di kompleks sebelah, sedangkan kakakku harus berangkat kuliah hingga sore.” Jawab Fia. Ada keheningan sejenak, kemudian Fia mendesah pelan. Desahan yang masih bisa disentuh oleh indra pendengaran Mela. Fia kemudian berjalan perlahan, duduk di sofanya, dan mulai bercerita.
“Mungkin aku memang harus menceritakan ini Mel, Rif.” Fia memulai. Mela dan Rifka ikut duduk di samping Fia, bersiap mendengarkan apa yang akan diutarakan Fia.
“Sebenarnya aku juga tidak begitu paham apa yang terjadi. Tapi yang jelas, dua tahun yang lalu, kedua orangtuaku pergi ke Jakarta, meninggalkan kami. Aku, kakak, dan adikku, sehingga sekarang kami hanya tinggal bersama nenek.
Aku tahu mereka sangat menyayangi kami dan tidak mungkin tiba-tiba meninggalkan kami, aku yakin pasti ada suatu alasan. Ketika aku menanyakan pada kakakku alasan mereka pergi, kakakku mengatakan bahwa mereka ada masalah pekerjaan yang harus diselesaikan di sana.” Lanjutnya lirih.
“Itu sudah dua tahun, dan sekarang hampir tiga tahun mereka tidak kembali. Aku hanya bisa mendengar suara mereka dari ujung telefon tanpa bisa melihat wajah mereka. Kalau boleh cerita, aku selalu merasa kesepian.” Suara Fia terdengar tertahan. Air mata kini mulai tumpah dari kedua pelupuk matanya. Fia tidak bisa menahannya lagi. Mela dan Rifka merangkul Fia, seakan  mengisyaratkan ‘semuanya akan baik-baik saja.’
‘Tok… tok…’ tiba-tiba pintu rumah diketuk. Fia bangkit dari duduknya. Menyeka air matanya. Kemudian tergesa-gesa masuk ke dalam untuk membasuh wajahnya. Mela dan Rifka ikut bangkit. Mela berjalan menuju pintu, segera membukakan pintu. Rupanya kedua teman kelompoknya yang lain, Joan dan Gita sudah datang.
Beberapa menit kemudian Fia kembali dari dalam. Pikirannya sudah lebih baik dari sebelumnya. Joan dan Gita mulai mengeluarkan bukunya. Sepertinya cukup Mela dan Rifka yang mengetahui cerita Fia…
***
Rifka menanti-nanti kedatangan teman-temannya. Jari-jarinya mengetuk-ngetuk tak sabar pegangan kursi di sampingnya. Rifka sengaja mengundang teman-temannya ke rumahnya untuk melanjutkan tugas kelompok mereka yang belum tuntas di rumah Fia kemarin. Sudah lima belas menit Rifka menunggu. Beberapa kali Rifka menoleh ke jendela tanpa gordennya itu. Beberapa kali pula Rifka menengadah ke arah jam dinding usangnya, bertatapan dengan waktu. Sebenarnya, Mela, Fia, Joan, dan Gita baru akan datang pukul empat sore dan itu masih lima belas menit dari waktu sekarang. Tapi Rifka memang selalu senang ketika teman-temannya akan datang ke rumahnya.
‘Ttak…!’ Seseorang menjitak kepala Rifka.
“Hahha… Sorry kak, sengaja.” Randi-adik Rifka-dengan wajah tanpa bersalah terus menggoda kakaknya. Rifka memprotes dan hendak membalas. Tapi Randi lebih gesit, ia berkilah dari serangan Rifka. Randi berlari ke arah pintu, tiba-tiba langkahnya tertahan. Mela, Fia, Joan, dan Gita rupanya sudah berdiri di ambang pintu. Rifka mempersilakan masuk. Samar terdengar Randi meminta maaf karena hampir menabrak Mela yang ada di hadapannya.
“Maaf ya, adikku memang selalu jahil.” Rifka merasa sedikit tidak enak dengan Mela, Fia, Joan, dan Gita.
“Ah, tidak apa-apa, Rif.” Jawab mereka hampir bersamaan.
Mela mengamati setiap sudut rumah Rifka. Mela hanya dapat menggambarkannya dengan satu kata. Sederhana. Berdinding kayu, beralas semen dan hanya terdiri dari tiga ruangan utama. Perabotnya pun sangat sederhana dan tua karena dimakan usia. Hati Mela miris melihatnya.
Rifka menggelar tikarnya, dan mereka semua duduk di atasnya sambil bergelut dengan tugas masing-masing. Tidak lama, Ibu Rifka muncul dari bagian belakang rumah. Di tangannya, ia membawa nampan dengan teh hangat dan beberapa potong kue di atasnya.
“Minum dulu nak. Maaf ya, harus kerja di tempat sempit seperti ini.” Ibu Rifka sedikit sungkan mengatakannya.
“Makasih. Tidak apa-apa kok, tante.” Mereka kembali menjawab hampir bersamaan.
Ibu Rifka melemparkan sebuah senyuman kepada mereka sebelum akhirnya kembali ke dalam.
“Sebenarnya rumah ini juga masih kontrakan.” Kata Rifka jujur. Ia sama sekali tidak terlihat malu ataupun canggung mengatakannnya. Ketika Mela memperhatikan wajah Rifka, ia bisa menebak jika Rifka hidup dalam lingkungan yang selalu mendukungnya, walaupun semuanya dibalut dengan kesederhanaan…
***
Sepulangnya dari rumah Rifka, Mela menghempaskan diri ke tempat tidurnya. Pikirannnya melayang ke kedua sahabatnya, Fia dan Rifka. Fia yang selalu merasa kesepian dan Rifka yang hidupnya sangat sederhana. Ia baru mengetahui kehidupan kedua sahabatnya. Terkadang memang ada beberapa hal yang tidak bisa kita duga dalam hidup dan kita tidak tidak bisa menduga siapa orang yang memiliki sisi tidak terduga itu.
Kini Mela dilingkupi perasaan sedih sekaligus malu. Sedih karena ikut merasakan kesedihan sahabatnya dan malu karena tidak mensyukuri apa yang ia punya dan yang telah Tuhan berikan padanya. Mela kemudian bergumam, “Sahabat kini mengajariku arti kata bersyukur.” Perlahan Mela mulai sadar…
***
“Allahuakbar… Allahuakbar…” Suara adzan shalat Ashar berkumandang. Seseorang menepuk-nepuk bahu Mela. Mela akhirnya terbangun dari tidurnya. Ia ketiduran. Tias, seorang teman kamarnya yang membangunkannya. Mela sekarang telah hidup berasrama di Sekolah Menengah Atasnya. Ya, sesuatu yang bahkan Mela sendiri tidak menduganya.
“Sudah Ashar Mel.”
“Oh. Iya-iya.” Mela menjawab sekenanya karena masih setengah sadar. Ia mengucek-ucek matanya. Laptopnya masih menyala dan file foto yang tadi masih terbuka. Tiba-tiba ia kembali teringat kedua sahabatnya. Mela lalu merogoh sakunya, mencari telefon genggamnya dan menulis sebuah pesan.
To : Rifka; Fia
“Semoga kalian baik-baik saja. Jangan lupa dengan sahabatmu yang sedang berjuang sendirian di sini…”
Kemudian Mela bersiap ke masjid. Ia menutup file dan laptopnya. Sama seperti file dan laptop itu, meskipun kisah Mela dengan kedua sahabatnya sekarang tertutup tetapi kisah itu tetap tersimpan baik dalam pikiran dan hatinya…